Kamis, 02 Januari 2014

Gereja katolik hati kudus Banda Aceh


Gereja yang menjadi kebanggaan umat kristen katolik ini merupakan salah satu gereja tua yang ada di Banda Aceh. Gereja ini tepatnya terletak di daerah Simpang lima Peunayong dan berseberangan dengan Pante Pirak swalayan.
Gereja Katholik Hati Kudus ini diresmikan pemakaiannya tanggal 26 September 1926 oleh Pastor pertama, Pastor Kepala Augustinus Huijbregets. Bangunan terletak di ujung jembatan Pantee Pirak arah Simpang Lima memiliki gaya Neo Clasik Modern. Bangunan dengan panjang 30 M, tinggi ruangan dalam 12 M, lebar 14 M, sementara tinggi menara 22 M. Dapat menampung 300 anggota jemaat. Interior pada gereja ini memiliki jendela yang diberi kaca berwarna jenis staned glass dengan lantai keramik warna warni yang disusun dalam bentuk mozaik, sehingga dinilai sebagai gereja yang berlantai indah di Indonesia.
   Potret suasana tempo dulu gereja katolik hati kudus Banda Aceh.

Dari catatan yang ada, baik kaca, lantai keramik maupun lonceng gereja, semuanya di datangkan dari Negeri Belanda. Dalam kompleks gereja ini diperlengkapi bangunan-bangunan untuk pendidikan agama dan sekarang ini memiliki sekolah jenjang TK sampai SMU.
Jauh sebelum tahun 1926, di tempat yang sama telah ada bangunan darurat untuk gereja yang dipimpin oleh seorang Pastor yang didatangkan dari Negeri Belanda. Dalam catatan sejarah keberadaan Kompeni Belanda di Aceh, Pastor yang bernama Verbrak ini telah mengabdi selama 30 tahun dalam suasana perang Aceh dan ikut sebagai Imam Tentara ke berbagai lokasi medan tempur.

 
         Foto gereja hati kudus ketika pertama kali dibangun

Dari segi arsitektural, gereja ini memiliki konsep arsitektur tropis,dilihat dari segi penggunaan atap perisai dan penggunaan kanopi pada jendela. Selain itu gereja ini juga memiliki julukan unik yaitu “gereja ayam” karena terdapat lambang ayam jantan dipuncak menaranya. Secara keseluruhan bangunan ini bercirikan arsitektur kolonial, dilihat penggunaan material. Pada umumnya bangunan-bangunan yan dibuat oleh Belanda memiliki ornamen batu alam pada bagian kaki bangunan dan menonjolkan pada bagian tiang-tiang bangunan. sampai saat ini pihak gereja belum mengubah sedikitpun bentuk dan gaya gereja pada awal mula berdirinya bangunan ini.


        




bentuk bangunan gereja katolik hati kudus pada masa sekarang


  
Menurut salah satu pastor di gereja tersebut, sampai saat ini gereja tersebut masih mempertahankan bentuk asli dan segala inventaris yang ada didalamnya dari masa lalu, hanya ada sedikit perbaikan dan rehabilitasi yang dilakukan mengingat Banda Aceh pernah dilanda gempa dan tsunami pada tahun 2004.Selain tempat peribadatan, gereja ini juga dilengkapi dengan kantor pengelola yang ada di bagian belakang gereja, sekolah yang terdiri dari TK dan SD, serta tempat suster pengurus gereja yang terletak di dalam kompleks gereja tersebut.

Kesimpulan


Objek bersejarah khususnya di Banda Aceh ini sendiri sungguh sangat banyak dan beragam. Sudah seharusnya mendapat perhatian khusus dan dilestarikan keberadaannya. Salah satunya adalah gereja katolik hati kudus simpang lima. Bangunan yang penuh akan nilai-nilai sejarah pada masa penjajahan kolonial Belanda hendaknya menjadi cerminan bahwa bangsa ini pernah diduduki dan dijajah oleh bangsa asing dan menjadi pelajaran yang berharga yang perlu dilestarikan peninggalan-peninggalannya agar diketahui oleh masa-masa kedepannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar