Gereja katolik hati kudus Banda Aceh
Gereja yang
menjadi kebanggaan umat kristen katolik ini merupakan salah satu gereja tua
yang ada di Banda Aceh. Gereja ini tepatnya terletak di daerah Simpang lima
Peunayong dan berseberangan dengan Pante Pirak swalayan.
Gereja
Katholik Hati Kudus ini diresmikan pemakaiannya tanggal 26 September 1926 oleh
Pastor pertama, Pastor Kepala Augustinus Huijbregets. Bangunan terletak di
ujung jembatan Pantee Pirak arah Simpang Lima memiliki gaya Neo Clasik Modern.
Bangunan dengan panjang 30 M, tinggi ruangan dalam 12 M, lebar 14 M, sementara
tinggi menara 22 M. Dapat menampung 300 anggota jemaat. Interior pada gereja
ini memiliki jendela yang diberi kaca berwarna jenis staned glass dengan lantai
keramik warna warni yang disusun dalam bentuk mozaik, sehingga dinilai sebagai
gereja yang berlantai indah di Indonesia.
Potret
suasana tempo dulu gereja katolik hati kudus Banda Aceh.
Dari catatan yang ada, baik kaca, lantai keramik
maupun lonceng gereja, semuanya di datangkan dari Negeri Belanda. Dalam
kompleks gereja ini diperlengkapi bangunan-bangunan untuk pendidikan agama dan
sekarang ini memiliki sekolah jenjang TK sampai SMU.
Jauh
sebelum tahun 1926, di tempat yang sama telah ada bangunan darurat untuk gereja
yang dipimpin oleh seorang Pastor yang didatangkan dari Negeri Belanda. Dalam
catatan sejarah keberadaan Kompeni Belanda di Aceh, Pastor yang bernama Verbrak
ini telah mengabdi selama 30 tahun dalam suasana perang Aceh dan ikut sebagai
Imam Tentara ke berbagai lokasi medan tempur.
Foto
gereja hati kudus ketika pertama kali dibangun
Dari segi
arsitektural, gereja ini memiliki konsep arsitektur tropis,dilihat dari segi
penggunaan atap perisai dan penggunaan kanopi pada jendela. Selain itu gereja
ini juga memiliki julukan unik yaitu “gereja ayam” karena terdapat lambang ayam
jantan dipuncak menaranya. Secara keseluruhan bangunan ini
bercirikan arsitektur kolonial, dilihat penggunaan material. Pada umumnya
bangunan-bangunan yan dibuat oleh Belanda memiliki ornamen batu alam pada
bagian kaki bangunan dan menonjolkan pada bagian tiang-tiang bangunan. sampai
saat ini pihak gereja belum mengubah sedikitpun bentuk dan gaya gereja pada
awal mula berdirinya bangunan ini.
bentuk bangunan gereja katolik hati
kudus pada masa sekarang
Menurut salah satu pastor di gereja tersebut, sampai saat
ini gereja tersebut masih mempertahankan bentuk asli dan segala inventaris yang ada
didalamnya dari masa
lalu, hanya ada sedikit perbaikan dan rehabilitasi yang dilakukan mengingat
Banda Aceh pernah dilanda gempa dan tsunami pada tahun 2004.Selain tempat
peribadatan, gereja ini juga dilengkapi dengan kantor pengelola yang ada di
bagian belakang gereja, sekolah yang terdiri dari TK dan SD, serta tempat
suster pengurus gereja yang terletak di dalam kompleks gereja tersebut.
Kesimpulan
Objek
bersejarah khususnya di Banda Aceh ini sendiri sungguh sangat banyak dan
beragam. Sudah seharusnya mendapat perhatian khusus dan dilestarikan
keberadaannya. Salah satunya adalah gereja katolik hati kudus simpang lima.
Bangunan yang penuh akan nilai-nilai sejarah pada masa penjajahan kolonial
Belanda hendaknya menjadi cerminan bahwa bangsa ini pernah diduduki dan dijajah
oleh bangsa asing dan menjadi pelajaran yang berharga yang perlu dilestarikan
peninggalan-peninggalannya agar diketahui oleh masa-masa kedepannya.